Martin Bagya Kertiyasa - Okezone
SYDNEY - Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kembali mengalami penurunan untuk hari kelima, penurunan terpanjang tahun ini. Sinyalemen perlambatan pada pertumbuhan ekonomi China, konsumen minyak mentah terbesar kedua di dunia, telah memberikan dampak negatif.
Futures tergelincir sebanyak 0,7 persen di New York. Presiden China Xi Jinping mengatakan tidak akan mengorbankan lingkungan untuk memastikan pertumbuhan jangka pendek.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), yang menyumbang sekitar 40 persen dari pasokan minyak dunia, pada pertemuan di Wina 31 Mei nanti akan membawa isu untuk mempertahankan kuota produksi 30 juta barel per hari.
WTI untuk pengiriman Juli turun sebanyak 66 sen menjadi USD93,49 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange. Volume semua kontrak yang diperdagangkan berada 48 persen di bawah rata-rata 100 hari perdagangan.
Sementara Brent untuk pengiriman Juli turun sebanyak 53 sen atau 0,5 persen ke USD102,11 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Akibatnya, disparitas patokan minyak mentah Eropa dan Amerika Serikat (AS) tersebut, kembali naik ke USD8,64 per barel, dari USD8,49 per barel.
Menurut pendiri Husseini Energy, Sadad al-Husseini, OPEC akan perlu untuk menjaga kuota produksi saat ini tidak berubah untuk memenuhi peningkatan permintaan musim panas belahan bumi di utara. Kelompok ini perlu memangkas produksi untuk menjaga harga minyak di atas USD100 per barel selama sisa tahun. 12 anggota OPEC diperkirakan memompa 30,5 juta barel per hari minyak mentah pada April. (mrt)
Berita Terkait