"Harga Semen di Papua 20 Kali Lipat Dibanding Jawa"
18 Juni 2013, 00:00:00 Dilihat: 356x
Hendra Kusuma - Okezone
ilustrasi: (foto: Okezone)
SOLO - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, munculnya pendanaan dengan biaya tinggi, disparitas pembangunan, serta penanggulangan kemiskinan yang relatif lembat. Dikarenakan konektivitas yang belum optimal.
Kapuslitbang Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) J. Widyatmoko mengatakan, belum optimalnya konektivitas karena tidak meratanya frekuensi pelayanan perhubungan dan kualitas. Terutama di kawasan Timur Indonesia (KTI) yang relatif tertinggal dibagian lain koridor.
Widyatmoko menjelaskan, upaya yang harus dilakukan saat ini yakni dengan menurunkan disparitas harga dan pelayanan. Pasalnya, disparitas harga bahan pokok saat ini masih belum merata dengan sempurna.
"Seperti harga minyak goreng di NTT tiga kali lipat dari harga di pulau Jawa, begitu juga harga semen di Papua yang harganya 15 hingga 20 kali dari pulau Jawa," kata Widyatmoko saat acara Lokakarya wartawan Perhubungan di Solo, Jawa Tengah, Jumat (14/6/2013).
Selain itu, dengan akselerasi penanggulangan kemiskinan, dapat dilakukan dengan memberikan akses kepada penduduk daerah pedesaan ke pusat. Lalu, dapat juga diupayakan dengan pengurangan ekonomi biaya tinggi untuk peningkatan daya saing.
"Seperti yang sering dibahas, biaya distribusi buah jeruk dari China lebih murah, dibandingkan harga distribusi dari Pontianak menuju Jakarta," tambahnya.
Oleh karena itu, Widyatmoko menuturkan, semestinya fokus pengembangan konektivitas, yaitu dengan konektivitas intra pulau, konektivitas antar pulau, dan konektivitas internasional. (wan) (wdi)