BBM Naik, 2 Hal Ini Bakal Hantam Masyarakat Indonesia
20 Juni 2013, 08:00:00 Dilihat: 292x
Rezkiana Nisaputra - Okezone
Ilustrasi. (Foto: Heru Haryono/okezone)
JAKARTA - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi yang diperkirakan naik pekan depan, sudah pasti akan berdampak juga pada nilai tukar rupiah yang akhir-akhir ini melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Ekonom UGM Tony Prasetyantono mengatakan, jika memang pemerintah sudah mengetukkan palu untuk segera menaikkan harga BBM, maka akan ada dua kemungkinan terkait dengan nilai tukar rupiah.
Pertama, rupiah diperkirakan akan melemah, karena jika BBM dinaikkan akan ada kecenderungan inflasi meningkat walaupun sifatnya sementara.
"Kemungkinan yang pertama itu rupiah diperkirakan akan melemah karena inflasi yang terjadi yang berdampak dari naiknya BBM ini akan dirasakan," ujar Tony Prasetyantono saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Minggu (16/6/2013).
Kemungkinan kedua, lanjut Tony, rupiah diperkirakan menguat karena adanya kepercayaan diri terhadap perekonomian Indonesia. Namun demikian, ia tidak bisa memprediksi kisaran rupiah pasca kenaikan BBM tersebut. Sedangkan jika ada masalah fiskal yang sifatnya unsustainable, diyakininya bisa sedikit diatasi.
"Rupiah menguat karena confidence terhadap perekonomian Indonesia yang menguat karena BBM bersubsidi sudah dinaikkan, sehingga pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur lebih baik, jika ada masalah fiskal yang unsustainable itu saya kira bisa sedikit diatasi," tukasnya.
Tony menegaskan, jika memang nantinya rupiah melemah pasca kenaikan BBM, ia memperkirakan BI Rate cenderung dinaikkan kembali menjadi 6,25 persen. Saat ini BI Rate bertengger di level enam persen.
"Rupiah melemah pasca kenaikan BBM, maka akan ada kemungkinan Bank Indonesia (BI) harus menaikkan BI Ratenya kembali ke 6,25 persen, naik 25 bps lagi dari sebelumnya enam persen," imbuh Tony. (ade)