Dani Jumadil Akhir - Okezone
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) menyatakan keinginannya untuk menaikkan harga gas elpiji 12 kilogram (kg). Pasalnya saat ini Pertamina mengalami kerugian atas penjualan gas elpiji 12 kg yang mencapai Rp28 triliun sejak 2009.
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan mengatakan, alasan menaikkan harga karena kerugian besar tersebut akan mengganggu kinerja Pertamina dalam belanja modal (capital expenditure/capex).
"Apalagi kita kan impor gas dari negara-negara Timur Tengah, dan disana masih mengalami gejolak yang suatu saat dapat menyebabkan harga gas melambung tinggi," ungkap Karen di Jakarta, Selasa (16/7/2013).
Karen menjelaskan, dalam situasi di Timur Tengah tidak menentu. Dia menambahkan waktu keadaan Timur Tengah stabil Pertamina sudah mengalami kerugian hampir Rp18 triliun.
Karen menambahkan, gas elpiji 12 kg tersebut lebih banyak dikonsumsi masyarakat menengah ke atas. Jadi apabila dinaikkan tidak akan memberatkan masyakarat kalangan menengah ke bawah.
"Ini kan sebenarnya buat masyarakat menengah ke atas. Jadi tidak ada masalah menaikkan harga gas elpiji 12 kg," tegas karen.
Karen mengungkapkan, kenaikan harga gas elpiji 12kg tersebut merupakan hak korporasi bukan atas persetujuan pemerintah karena itu barang non subsidi, dan keputusan tersebut telah disepakati pemegang saham yakni Menteri BUMN Dahlan Iskan.
"Ini kan hak korporasi, itu kan yang elpiji non PSO. Itu juga persetujuan RUPS dan pak Dahlan juga sudah menyetujui," tandasnya. (wan) (wdi)